Kampung Ledok Macanan terletak di kawasan-kawasan strategis yang menjadi penyangga perekonomian atau berdekatan dengan pusat-pusat keramaian Kota Yogyakarta, meliputi Malioboro, Pasar Beringharjo, Nol Kilometer, Kotabaru dan fasilitas parkir Abubakar Ali. Selain sebagai pusat bisnis, di sepanjang kawasan-kawasan tersebut juga terdapat bangunan-bangunan cagar budaya serta warisan budaya yang dikenal dengan kawasan garis Sumbu Filosofi: Panggung Krapyak-Kraton-Tugu.

Kawasan garis Sumbu Filosofi memiliki banyak cerita dan sejarah serta terdapat bangunan-bangunan cagar budaya pada era berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta maupun perjalanan hidup Bangsa Indonesia, mulai pada masa Kolonial Belanda, penjajahan Jepang yang terangkum dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sarana sepeda onthel/Jawa, pada masa itu, menjadi alat transportasi yang sangat elegan dan mahal. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan jaman khususnya di era Milenial ini sudah jarang kita ketemui. Apalagi di jalan Mataram atau Malioboro, relatif sedikit volumenya dibanding alat transportasi yang lain. Namun saat ini alat transportasi sepeda mulai dilirik kembali, seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan atau olah badan serta pengurangan emisi udara untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan. Selain itu, dengan bersepeda perjalanan yang kita tempuh juga lebih fleksibel, karena sepeda relatif ringan, bisa berhenti di tempat-tempat tertentu tanpa harus memikirkan parkir, keamanan bahkan jalur-jalur sepeda sudah bertebaran di Kota Yogyakarta. Atau dengan kata lain, dengan bersepeda kita dapat menikmati perjalanan dengan lebih santai dan enjoy. Mau foto di tempat yang instagramable, mau ngobrol dengan orang sekitar tentang segala hal, mau kongkow-kongkow atau nongkrong sambil menikmati suasana, atau berbagai aktivitas lain yang menyenangkan.

Potensi ini ditangkap oleh Pengurus Kampung Ledok Macanan menjadi sebuah sarana untuk membranding Kampung Ledok Macanan Mrantasi menuju Rintisan Kampung Wisata. Mrantasi merupakan tagline Kampung Ledok Macanan, yaitu Masyarakate Regeng Anggone Nindakake Tatanan Adhi Sarwo Indah, yang artinya, masyarakat yang gemar melakukan tindakan yang membawa kebaikan dan keindahan. Rintisan Kampung Wisata Ledok Macanan Mrantasi ini berbasis perjalanan menggunakan sepeda yang happy, fun dan enjoyable. Selain itu, juga menampilkan snapshot/gambaran potensi lokal kampung Ledok Macanan Mrantasi. Kegiatan ini diharapkan mampu menggerakkan perekonomian warga dengan menyajikan dan menjual potensi-potensi lokal kampung yang ada, seperti olahan kain jumputan, shibori dan ecoprint yang prakarsai oleh Kelompok Olah Kain (KOK) Sekar Mataram dan olahan kuliner seperti wedang telang, peyek kacang, ampyang gula pasir, onde-onde mini dan mendoan dari Kelompok Tani Dewasa (KTD) Mataram Asri.

Akhirnya pada hari Minggu, 31 Oktober 2021, di depan Kios Mrantasi yang terletak di jalan Mataram, Pengurus Kampung Ledok Macanan me-launching kegiatan wisata Onthel Cycling Heritage Tour. Bambang Endro Wibowo, S.I.P., M.Si, Mantri Danurejan, berkenan memberikan sambutan dalam launching kegiatan wisata ini. Beliau menyambut gembira adanya wisata ini dan mengapresiasi kegiatan ini sebagai penunjang wisata di Kemantren Danurejan, serta berpesan supaya kegiatan wisata ini mampu memberi dampak positif bagi perekonomian warga Kampung Ledok Macanan. Sementara itu, Weda Satriya Negara, S.E, M.E. Lurah Suryatmajan, yang didaulat untuk me-launching Onthel Cycling Heritage Tour dengan membunyikan bel sepeda onthel, memberikan apresiasi pula kepada Kampung Ledok Macanan dalam menangkap potensi-potensi yang ada di wilayahnya sebagai sarana perintisan Kampung Wisata Ledok Macanan Mrantasi, dan menjadikan wisata Onthel Cycling Heritage Tour sebagai embrio kegiatan wisata dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Sat Surya Wira Wisata Kelurahan Suryatmajan yang baru saja terbentuk. Launching ini dihadiri oleh Ketua LPMK Kelurahan Suryatmajan, para Ketua Kampung se-Kelurahan Suryatmajan, Ketua RW dan RT Kampung Ledok Macanan, dan menggandeng Grand Inna Malioboro Hotel sebagai CSR Kampung Ledok Macanan. Tidak ketinggalan, turut diundang dan hadir pula perwakilan atau pengurus dari UPT Malioboro, PHRI, ASITA, DPC HPI Kota Yogyakarta, serta Komunitas Sadewa.

Setelah wisata Onthel Cycling Heritage Tour dibuka, dan dipandu oleh pramuwisata,  para undangan diajak bersepeda onthel menyusuri rute kawasan Kotabaru, Tugu, Marga Utomo, Hotel Grand Inna Malioboro Hotel, Kepatihan atau Kantor Gubernur DIY, Ketandan, Margo Mulyo, Titik Nol, Bringharjo, Lorong Sayur Suryatani Kampung Suryatmajan, dan kembali menuju Kios Mrantasi di jalan Mataram. Kegiatan ini ditutup dengan kunjungan dan pengenalan potensi Kampung Ledok Macanan Mrantasi di lokasi pembuatan kain jumputan, shibori, dan ecoprint oleh KOK Sekar Mataram dan makan siang sederhana olahan dari KTD Mataram Asri.

Harapan ke depan, wisata “Onthel Cycling HeritageTour“, yang dikemas Kampung Ledok Macanan Mrantasi sebagai paket wisata sejarah dan warisan budaya dengan kegiatan menyusuri tempat-tempat cagar budaya di kota Yogyakarta dan juga mengunjungi potensi-potensi Kampung Ledok Macanan serta kampung-kampung lainnya yang ada di Kelurahan Suryatmajan, selain untuk menghidupkan dan melestarikan sepeda onthel sebagai salah satu media belajar atau mengenang sejarah secara santai kepada kamu muda / millenial maupun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga kampung.

 Adapun kegiatan ini juga merupakan sarana untuk menggali keberadaan, dan mempersiapkan diri menyongsong Sumbu Filosofi “Sangkan Paraning Dumadi” yang akan menjadi Warisan UNESCO, yang diharapkan mampu menghipnotis kembali kaum muda pada khususnya serta masyarakat pada umumnya akan mencintai sejarah dan warisan budaya yang kita miliki. Belajar secara kekinian tentang sejarah pergerakan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya di Kota Yogyakarta, namun dalam suasana santai dan menyenangkan.

Anda ingin merasakan sensasi wisata Onthel Cycling Heritage Tour Kampung Ledok Macanan Mrantasi? Silakan hubungi narahubung kami: Andreas Danar (WA: 0812-1518-2309)

[Antonius Saptono dan B. Ananto Kasworo]